Header Image

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG BANYUMAS
SAKA WIRA KARTIKA JENDERAL GATOT SOEBROTO
KODIM 0701/BANYUMAS

Jln. Jenderal Soedirman No. 204, Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Banyumas, 53131

Kegunaan Radio Komunikasi



Radio Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk mengirim dan menerima berita dari pihak lain / lawan bicara. 

Bagian-bagian besar Radio Komunikasi

Keterangan gambar :
1. Saklar Daya
2. Saklar Fungsi
3. Saklar kanal/ Chanel
4. Saklar pengatur frekuensi dalam MHz
5. Saklar pengatur frekuensi dalam KHz
6. Tombol pengatur kanal/Chanel
7. Penampil frekuensi
8. Pengatur volume
9. Konektor audio
10. Dudukan antena / penghubung antena batang
11. Konektor antena 50 Ohm
12. Konektor daya


Mengoperasikan Radio Komunikasi
  1. Menghidupkan Radio. Putar saklar daya ke kanan hingga muncul frekuensi di layar/penampil frekuensi.
  2. Memilih frekuensi. Putar saklar pengatur frekuensi ke atas ( up ) untuk menaikkan frekuensi atau ke bawah ( down ) untuk menurunkan frekuensi sampai dengan frekuensi yang dikehendaki.
  3. Mengirim berita. Tekan saklar PTT pada handset untuk ber-bicara, lepas saklar PTT tersebut apabila kita akan menerima berita / mendengarkan lawan bicara.
  4. Mematikan Radio. Putar saklar daya ke kiri hingga frekuensi di layar hilang.
Prosedur Kirim Terima Berita 
Yaitu tata cara yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap operator / pelayan radio dalam melaksanakan kirim terima berita.

Dalam prosedur komunikasi harus memperhatikan IKIT.
  1. Irama : Bagilah kalimat agar mudah diterima, untuk menghindari kesalahan.
  2. Kecepatan : Bicaralah pada kecepatan yang memadai, sehingga jelas didengar dan cukup waktu untuk mencatat.
  3. Isi suara : Lebih kuat sedikit dari percakapan biasa, tetapi jangan berteriak.
  4. Tinggi nada : Nada yang tinggi lebih jelas didengar.

Abjad Fonetik




November 11, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


Pokok Bahasan.    Jembatan dengan konstruksi sangat sederhana mudah dikerjakan dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lapangan.

Jembatan Tepi Sederhana

Pekerjaan awal.

  1. Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
  2. Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, penentuan sumbu as jembatan dan kedalaman sungai serta memeriksa kondisi tanah.
  3. Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.

Pekerjaan pangkal jembatan.

  1. Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
  2. Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
  3. Apabila kondisi tanah pada tebing pangkal jembatan mudah longsor, diperkuat dengan turapan.
  4. Pasang balok penyangga melintang tegak lurus sumbu jembatan.
  5. Disamping kanan dan kiri balok penyangga dipasang patok agar tidak goyah.

Pemasangan gelagar.

  1. Pasang gelagar di atas balok penyangga sejajar arah sumbu jembatan (panjang gelagar maksimal 6 M) apabila dari bambu atau batang kayu bulat minimal 10 Cm.
  2. Gelagar yang bertumpu di atas balok penyangga diratakan dan dipaku/diikat dengan kawat.
  3. Gelagar dipasang rapat apabila di atasnya ditimbun tanah.
  4. Untuk jembatan yang dilalui kendaraan jumlah gelagar dibuat minimal 8 batang pohon kelapa/pohon yang berdiameter 25 - 30 Cm di- susun berjajar rapat dengan pucuk dan pangkal batang satu dengan batang yang lain berlawanan.
  5. Pada ujung-ujung gelagar dipasang balok penahan kemudian dipasang piket (patok) di sisi luar dan ujung-ujung balok penahan.

Pembuatan lantai.

  1. Lantai dibuat dari papan kayu bulat yang utuh atau dibelah.
  2. Dipasang melintang di atas gelagar memanjang diikat dengan kawat atau dipaku.
  3. Untuk memperkuat kedudukan lantai dipasang balok penutup atau penjepit lantai.

Pembuatan sandaran.

  1. Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat atau bambu.
  2. Tiang sandaran dipasang pada bagian ujung-ujung pangkal jembatan ditanam di tanah.
  3. Kayu/bambu sandaran dihubungkan dengan tiang sandaran diikat kawat atau dipaku.




Jembatan kuda-kuda

Pekerjaan awal.

  1. Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
  2. Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, kedalaman sungai serta kondisi tanah.
  3. Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.
Pekerjaan pangkal jembatan.
  1. Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
  2. Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
  3. Apabila keadaan tanah tebing pada pangkal jembatan mudah longsor diperkuat dengan turapan.
  4. Pasang balok penyangga melintang atau tegak lurus sumbu jembatan.
  5. Disamping kiri dan kanan balok penyangga dipasang patok agar kedudukan balok tidak goyah.
Pembuatan kuda-kuda.
Kuda-kuda kaki sejajar.
  1. Membuat mal kuda-kuda dari tali di atas tanah sesuai dengan lebar jembatan yang akan dibuat.
  2. Buat kuda-kuda dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm sesuai dengan mal yang sudah dibuat.
  3. Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda bagian bawah sebagai balok Lumpur.
  4. Pasang penopang dari batang kayu/ bambu bersilangan di atas kedua kaki kuda-kuda dan semua sambungan diikat dengan belit silang.
Kuda-kuda kaki silang.
  1. Dua buah batang kayu bulat/ bambu minimal diameter 10 Cm diikat dengan ikatan belit silang pada bagian persilangan bagian bawah sebagai kaki kuda-kuda.
  2. Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda pada bagian bawah sebagai balok Lumpur.
Pembuatan gelagar.
  1. Pasang gelagar dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm minimal 3 batang di atas kuda-kuda dan balok penyangga dengan diikat memakai ikat belit silang.
  2. Pasang balok penahan pada ujung-ujung balok gelagar yang bertumpu pada balok penyangga.
Pembuatan lantai jembatan.
  1. Potong kayu bulat yang telah dibelah atau papan, sesuai dengan lebar jembatan yang telah direncanakan.
  2. Pasang potongan papan, kayu bulat tersebut melintang di atas gelagar diikat dengan ikat silang atau dipaku,
  3. Bila menggunakan bambu maka harus dianyam atau dibuat sasak.
Pembuatan sandaran.
  1. Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat/bambu.
  2. Tanam bambu/kayu bulat pada ujung jembatan setinggi 90-100 Cm sebagai tiang sandaran.
  3. Pasang bambu/kayu bulat pada tiang sandaran tersebut sebagai titihan, untuk bagian tengah titihan diikatkan pada kaki kuda-kuda sebagai tiang sandaran.


Jembatan Bambu Satu.
Kebutuhan Bambu :
  1. Bambu besar : - 4 potong (ukuran 3 M) - 1 potong (ukuran 250 Cm)
  2. Bambu sedang 2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M)
Kebutuhan Tali :
  1. 16 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 2 Gulung (ukuran, panjang 4 M)

Jembatan Tarik.
Kebutuhan Bambu.
  1. Bambu besar : - 2 potong (ukuran 250 Cm) - 2 potong (ukuran 160 Cm)
  2. Bambu sedang : - 4 potong (ukuran 3 M) - 5 potong (ukuran 1 M) - 2 potong (ukuran 2 M) - 1 potong (ukuran 160 Cm) - 20 potong (ukuran 120 Cm)
  3. Bambu kecil 14 potong (ukuran 50 Cm)
Kebutuhan Tali :
  1. 21 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 1 Gulung (ukuran panjang 7 M)
  3. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)

Jembatan Kaki Delapan Bersudut Dua.
Kebutuhan Bambu :
  1. Bambu besar 4 potong (ukuran 5 M) 4 potong (ukuran 4 M)
  2. Bambu sedang : - 2 potong (ukuran 3 M) - 6 potong (ukuran 2 M) - 7 potong (ukuran 150 Cm) - 60 buah (ukuran 150 Cm)
Kebutuhan Tali :
  1. 26 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 6 Gulung (ukuran panjang 15 M)

Jembatan Topang. Jembatan Topang hanya dapat digunakan untuk jembatan kelas 5 Ton dan biasanya hanya digunakan jika tidak terdapat bahan-bahan lain seperti tali-tali pengikat dan kayu bulat yang dapat ditebang di tempat itu. Jika di tepi-tepi terdapat peletak-peletak yang dapat digunakan, lebih baik digunakan jembatan topang lain.
  1. Jembatan Topang Tunggal. Terdiri dari dua kuda-kuda yang diikat, yang duduk pada tebing-tebing rintangan dan ujung lainnya saling bertemu. Pada titik pertemuan ini kuda-kuda menyangga pemikul lintang, yang diatasnya terletak bangunan atas jembatan. Kuda-kuda harus dibuat sedemikian rupa, supaya satu dengan yang lainnya dapat tepat. Kemiringan kuda-kuda tidak boleh kurang dari 1:2 dan lantai jembatan harus dengan kemiringan 1:60. \Tempat-tempat peletak dari kuda-kuda harus dapat tepat berhadap-hadapan dan pada ketinggian yang sama, dan harus diusahakan supaya kaki jembatan macam ini dapat dikerjakan pada bentangan 10 M oleh 30 orang, dalam waktu kurang lebih 2 jam, jika bahan – bahan sudah ada di tempat itu.

  2. Jembatan Topang Berganda. Dapat dibuat sampai bentangan 12 M. Kedua kuda-kuda tidak saling bertemu, tetapi dihubungkan dengan balok mendatar, dan oleh karenanya terdapat dua titik tumpu.



November 09, 2021 No comments » by Syahrial
Posted in ,

PENGERTIAN 
Dewan Satuan Karya yang kemudian disebut Dewan Saka adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka, beranggotakan Pramuka Penegak dan/atau Pandega yang bertugas merencanakan dan memimpin pelaksanaan kegiatan Saka sehari - hari di satuannya.

KEWAJIBAN 
1. Melaksanakan latihan Saka Wira Kartika sesuai dengan rencana.
2. Melaksanakan pertemuan Dewan Saka/ Dewan Kerja Saka sesuai dengan kepentingannya.
3. Melaksanakan kebijaksanaan Kwartir Ranting/Cabang dalam bidang Saka.
4. Selalu berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Pamong, Instruktur, dan anggota Saka Wira Kartika.
5. Melaksanakan administrasi keanggotaan dan kegiatan Saka Wira Kartika.

ORGANISASI 
Dewan Saka terdiri dari:
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Provost
6. Bidang-bidang
7. Beberapa anggota merangkap Pimpinan Krida dan Wakil Pimpinan Krida 

TANDA JABATAN 

Bentuk: 
1. Berbentuk roda gigi dengan 10 buah roda gigi 
2. Warna dasar biru dan dikelilingi warna kuning emas
3. Di tengahnya terdapat lambang Kartika Eka Paksi di dalam lingkaran awal berwarna kuning kecoklatan.

PEMAKAIAN
1. Tanda jabatan dipakai tepat di tengah saku kanan baju Seragam Pramuka Putra, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju Seragam Pramuka Putri.
2. Tanda Jabatan dipakai selama yang bersangkutan melakukan tugas sesuai dengan tanda jabatan tersebut.
3. Bila yang bersangkutan berhenti dari jabatan yang diberikankepadanya, maka tanda jabatan tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi, dan tidak dibenarkan dipakai pada Pakaian Seragam Pramuka.

PEMILIHAN
1. Dewan Saka dipilih melalui seleksi/pemilihan dewan saka yang diikuti oleh anggota saka.
2. Pemilihan dilakukan oleh Pamong Saka, Instruktur dan/atau Dewan Saka.
3. Pemilihan Calon Dewan Saka disahkan melalui Musyawarah Saka.

MASA BAKTI
1. Masa Bakti Dewan Saka adalah 2 tahun.
2. Masa Bakti diawali setelah Pelantikan Dewan Saka sampai dengan Musyawarah Saka.

PELANTIKAN
Pelantikan Dewan Saka dilakukan oleh Pimpinan Satuan Karya dalam sebuah upacara Pelantikan Dewan Saka.
November 05, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in