Header Image

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG BANYUMAS
SAKA WIRA KARTIKA JENDERAL GATOT SOEBROTO
KODIM 0701/BANYUMAS

Jln. Jenderal Soedirman No. 204, Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Banyumas, 53131


 Pokok bahasan.

1) Panjat bebas (Free Climbing). Sesuai dengan namanya free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar, dengan latihan yang baik otot-otot tangan dan kaki akan cukup kuat dan terlatih, begitu pula dengan keseimbangan badan dan gerakan-gerakan akan terlatih dengan sendirinya disamping itu dapat memperkirakan kemampuan dan memperhitungkan lintasan yang akan dilalui. Pada free climbing peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman, peralatan yang digunakan antara lain tali, carabiner, sling, chock, dan piton tetap dipakai tetapi hanya berfungsi sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya pendaki bergerak sambil memasang jadi kalaupun tanpa alat-alat tersebut pendaki masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam tipe ini pendaki diamankan oleh belayer.

2) Panjat dengan alat bantu (Artificial Climbing). Merupakan panjat bebas dengan menggunakan bantuan peralatan tambahan seperti paku tebing, bor, stirrup, palu/ hammer, pengaman sisip, cincin kait, seling pendek, harnes, bedak magnesium. Alat-alat tersebut digunakan untuk digunakan untuk menambah ketinggian. Hal ini dilakukan secara berkelompok, dengan pembagian tugas yang jelas antara leader dan belayer, sehingga kelompok tersebut dapat mencapai ketinggian, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama.

3) Panjat tanpa alat bantu (Free Soloing). Merupakan bagian dari free climbing, tetapi sipendaki benar-benar melakukannya dengan segala resiko yang dihadapinya seorang diri, dalam pergerakannya tidak memerlukan peralatan pengaman, untuk melakukan free solo climbing pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk pergerakan pada rute yang dilaluinya serta menghafalkan dahulu segala gerakan, tumpuan dan pegangan, biasanya free solo climbing dilakukan oleh pendaki yang sudah perna mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sehingga hanya orang-orang yang mampu dan benar-benar profesional yang akan melakukannya.

Cara melintasi Panjat bebas, Panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat bantu.

a) Membaca tebing dan menentukan titik-titik rawan dengan alternatif mengatasinya.
b) Kecuali tali dinamic semua peralatan pada tebing dipasang pada sabuk si pemanjat dengan rapi agar tidak mengganggu gerakan memanjat.
c) Ujung tali dinamic dililitkan pada cincin kait dan digantung pada tali pipih yang diikatkan pada sabuk bagian depan.

Tehnik melintasi.

a) Bergerak memanjat dengan menggunakan ruas jari tangan dan injakan kaki pada lekukan dan benjolan tebing.
b) Apabila tidak mungkin dengan cara itu maka dapat digunakan celah yang ada pada tebing dengan menggunakan stopper/ chock / friends lalu pasang cincin kait dan masukkan tali dinamic kedalamnya demikian seterusnya.
c) Bila tidak terdapat celah lekukan dan benjolan tebing maka pasang paku tebing dan pukul dengan palu pasang cincin kait dan masukkan ujung tali dinamic demikian seterusnya.
d) Agar tetap dijaga keseimbangan badan sampai ke tempat yang kita tuju.
e) Panjat tebing.
















Jenis – jenis alat dan prasarana panjat tebing:

a) Tali dinamic.
b) Tali tubuh.
c) Sisip pengaman : Stopper, chok dan friends.
d) Tali sling atau tali pipih.
e) Cincin kait.
f) Paku tebing, palu tebing.
g) Alat bantu memperlambat luncur ( sticht plate belay).
h) Magnesium.

Tehnik pemasangan panjat tebing

a) Membaca tebing.
b) Mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam pemanjatan.
c) Bergerak memanjat dengan menggunakan benjolan tebing apabila tidak terdapat celah atau benjolan tebing, kita pergunakan dengan paku tebing sampai ke tempat yang kita tuju.


Desember 18, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,

0 comments:

Posting Komentar