Header Image

GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG BANYUMAS
SAKA WIRA KARTIKA JENDERAL GATOT SOEBROTO
KODIM 0701/BANYUMAS

Jln. Jenderal Soedirman No. 204, Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Banyumas, 53131


Pokok bahasan

Kegunaan turun hesty dan naik togle
a) Kegunaan turun hesty. Untuk melintasi medan yang tidak terlalu curam dan tidak bisa dilalui dengan jalan kaki biasa dengan menggunakan tali Peleton.
b) Kegunaan naik togle rope. Untuk melintasi medan yang tidak terlalu terjal yang sulit dilewati jalan kaki biasa.

Turun hesty dan Rappeling

Turun Hesty










Cara:
(1) Tali lintasan berada di belakang punggung, kedua tangan direntangkan sambil memengang tali lintasan dan telapak tangan menghadap ke atas dengan menggunakan sarung tangan.
(2) Kedua kaki dibuka selebar bahu digeser ke samping, bersamaan itu kedua tangan yang direntangkan mengikuti gerakan.
Jenis alat dan prasarana:
(a) Tali peleton Ø 1,5 Cm, Panjang 225 M.
(b) Sarung tangan.
(c) Pohon, batu, patok sebagai tambatan ikatan pokok.
Teknik Pemasangan:
(a) Gunakan medan yang memiliki sudut ± 60º.
(b) Ikatan tali peleton pada tambatan yang kuat dengan ikatan pokok sisa tali diuraikan ke bawah tebing sampai pada medan yang cukup rata.
(c) Periksa dan coba lintasan sebelum digunakan.

Rappelling.






Cara:
(1) Menggunakan peralatan tali saja, dibelitkan sedemikian rupa pada badan, cara ini terjadi gesekan antara badan dengan tali, sehingga bagian badan yang bergesekan akan terasa panas.
(2) Menggunakan tali tubuh, carabiner dan descender memakainya hampir sama dimana gaya gesek diberikan pada descender.
Jenis Alat dan prasarana:
(a) Tali statik/dinamik.
(b) Sarung tangan.
(c) Cincin kait
(d) Carabiner
(e) Descender (figure 8)
Teknik Pemasangan:
(a) Cari medan yang memiliki sudut ± 90˚.
(b) Pasang sit harness, cincin kait dan sarung tangan
(c) Masukkan tali jalur ke descender yang di hubungkan dengan cincin kait
(d) Masukkan tali jalur ke carabiner yang dihubungkan dengan cincin kait
(e) Periksa dan coba sebelum digunakan.

Desember 29, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


 Pokok bahasan.

1) Panjat bebas (Free Climbing). Sesuai dengan namanya free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar, dengan latihan yang baik otot-otot tangan dan kaki akan cukup kuat dan terlatih, begitu pula dengan keseimbangan badan dan gerakan-gerakan akan terlatih dengan sendirinya disamping itu dapat memperkirakan kemampuan dan memperhitungkan lintasan yang akan dilalui. Pada free climbing peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman, peralatan yang digunakan antara lain tali, carabiner, sling, chock, dan piton tetap dipakai tetapi hanya berfungsi sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya pendaki bergerak sambil memasang jadi kalaupun tanpa alat-alat tersebut pendaki masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam tipe ini pendaki diamankan oleh belayer.

2) Panjat dengan alat bantu (Artificial Climbing). Merupakan panjat bebas dengan menggunakan bantuan peralatan tambahan seperti paku tebing, bor, stirrup, palu/ hammer, pengaman sisip, cincin kait, seling pendek, harnes, bedak magnesium. Alat-alat tersebut digunakan untuk digunakan untuk menambah ketinggian. Hal ini dilakukan secara berkelompok, dengan pembagian tugas yang jelas antara leader dan belayer, sehingga kelompok tersebut dapat mencapai ketinggian, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama.

3) Panjat tanpa alat bantu (Free Soloing). Merupakan bagian dari free climbing, tetapi sipendaki benar-benar melakukannya dengan segala resiko yang dihadapinya seorang diri, dalam pergerakannya tidak memerlukan peralatan pengaman, untuk melakukan free solo climbing pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk pergerakan pada rute yang dilaluinya serta menghafalkan dahulu segala gerakan, tumpuan dan pegangan, biasanya free solo climbing dilakukan oleh pendaki yang sudah perna mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sehingga hanya orang-orang yang mampu dan benar-benar profesional yang akan melakukannya.

Cara melintasi Panjat bebas, Panjat dengan alat bantu, panjat tanpa alat bantu.

a) Membaca tebing dan menentukan titik-titik rawan dengan alternatif mengatasinya.
b) Kecuali tali dinamic semua peralatan pada tebing dipasang pada sabuk si pemanjat dengan rapi agar tidak mengganggu gerakan memanjat.
c) Ujung tali dinamic dililitkan pada cincin kait dan digantung pada tali pipih yang diikatkan pada sabuk bagian depan.

Tehnik melintasi.

a) Bergerak memanjat dengan menggunakan ruas jari tangan dan injakan kaki pada lekukan dan benjolan tebing.
b) Apabila tidak mungkin dengan cara itu maka dapat digunakan celah yang ada pada tebing dengan menggunakan stopper/ chock / friends lalu pasang cincin kait dan masukkan tali dinamic kedalamnya demikian seterusnya.
c) Bila tidak terdapat celah lekukan dan benjolan tebing maka pasang paku tebing dan pukul dengan palu pasang cincin kait dan masukkan ujung tali dinamic demikian seterusnya.
d) Agar tetap dijaga keseimbangan badan sampai ke tempat yang kita tuju.
e) Panjat tebing.
















Jenis – jenis alat dan prasarana panjat tebing:

a) Tali dinamic.
b) Tali tubuh.
c) Sisip pengaman : Stopper, chok dan friends.
d) Tali sling atau tali pipih.
e) Cincin kait.
f) Paku tebing, palu tebing.
g) Alat bantu memperlambat luncur ( sticht plate belay).
h) Magnesium.

Tehnik pemasangan panjat tebing

a) Membaca tebing.
b) Mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam pemanjatan.
c) Bergerak memanjat dengan menggunakan benjolan tebing apabila tidak terdapat celah atau benjolan tebing, kita pergunakan dengan paku tebing sampai ke tempat yang kita tuju.


Desember 18, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


Pokok Bahasan 

Kompor Lapangan T-50.

Kompor Lapangan T-50 terdiri dari :
(1) 1 Peti Kompor Lapangan T-50
(2) 1 Tangki Bahan Bakar.
(3) 2 Brander.
(4) 2 Tungku.
(5) 1 Pompa tangan

Bahan Bakar yang digunakan yaitu minyak tanah.

Kapasitas Tabung Bahan Bakar 16 Liter.

Cara Penggunaan :
(1) Kita Berdiri searah dengan angin dan letakkan peti, sisi gembok berhadapan dengan kita.
(2) Buka peti sampai tutup peti menyentuh tanah.
(3) Keluarkan peralatan kompor dan letakkan pada tutup peti.
(4) Keluarkan tungku dan pasang tatakan kaki tungku dengan cara seperti memasang baut. Tatakan kaki tungku berfungsi juga sebagai penyetel ketinggian brander terhadap alat masak.
(5) Letakkan kedua tungku pada sebelah kiri dan kanan peti dengan jarak minimal 30 cm, posisi lubang tungku menghadap ke peti.
(6) Letakkan brander di tengah-tengah tungku dengan tangki brander dan selang minyak mengarah ke sisi engsel peti.
(7) Keluarkan tangki dan masukkan kembali peralatan cadangan yang tidak digunakan ke dalam peti, lalu peti ditutup, isi tangki dengan minyak tanah maksimum 16 liter, letakkan tangki di tengah-tengah sisi engsel peti hubungkan selang kedua brander pada kran minyak pada tangki.
(8) Peti dapat digunakan sebagai meja ringan maksimum beban
30 kg.
(9) Pompa tangki hingga bertekanan maksimum 3 kg/cm2 setelah itu kran minyak dibuka sedikit demi sedikit agar minyak mengalir keluar dari spuyer brander dan perhatikan jangan ada udara keluar dari selang, biarkan sedikit minyak tertampung pada mangkuk penyala brander, kemudian kran ditutup kembali sampai minyak berhenti mengalir.
(10) Sebelum disulut letakkanlah sumbu yang telah tersedia ( kertas, ranting kering dapat digunakan dalam keadaan darurat) di atas mangkuk brander, kemudian sulut dengan api minyak tanah yang berada di mangkuk penyala brander, menggunakan alat penyulut api (penyala yang tersedia) hingga terbakar.
(11) Biarkan api menyala pada mangkuk penyala brander sampai terlihat semburan api pada brander, yang semula terlihat besar, tunggulah sampai semburan api mulai mengecil kembali seperti akan mati yang merata. Jangan sekali-kali membuka kran minyak langsung besar.
(12) Bila pada saat membuka kran, perhatikan spuyer brander apakah yang keluar berupa gas atau minyak yang belum menjadi gas, jika terlihat belum menjadi gas, maka semburan api yang akan terjadi seperti kebakaran, jangan panik/takut langsung saja kran ditutup kambali tunggu dan biarkan api mengecil sendiri seperti pada penjelasan di atas, berarti brander belum cukup panas.
(13) Apabila semburan sudah berupa gas dan nyala api mulai stabil, kran dibuka perlahan-lahan sampai menghasilkan nyala api yang terbaik.
(14) Setelah nyala api baik, kompor siap digunakan.

Gangguan dan mengatasi gangguan :
(1) Gangguan tiba-tiba api mati, langsung kran ditutup, periksa minyak dalam selang bila terlihat selang masih dipenuhi minyak dan tidak terlihat udara didalamnya maka nyalakan alat penyulut, dekatkan api penyulut ke spuyer brander sambil menyogok lubang spuyer brander.
(2) Ganguan tiba-tiba api brander menyala seperti kebakaran, penyebabnya adalah kran terlalu besar dibuka yang mengakibatkan aliran minyak ke brander dan keluar dari spuyer brander tidak menjadi gas, kran langsung ditutup dan tunggu api menjadi kecil kembali, lalu buka kran minyak sedikit demi sedikit sampai mendapatkan nyala api yang terbaik/yang diinginkan.
(3) Ganguan semburan api tidak rata atau api tidak dapat sempurna, penyebabnya adalah bila lubang spuyer rusak, matikan kompor lalu ganti spuyer dengan yang baru menggunakan kunci spuyer.
(4) Langkah pertama dalam menghadapi gangguan apapun adalah menutup kran pada tabung, dengan demikian kebakaran akan terhindari. Jangan sekali-kali menyiram kebakaran kompor dengan air, usahakan dalam memasak menyiapkan karung/kain yang dibasahi oleh air untuk menutupi api saat terjadi kebakaran pada kompor.

Pada saat merebus terutama merebus air minum/ memasak nasi dengan jumlah yang banyak tatakan kaki tungku distel rapat terhadap kaki tungku agar jarak api terhadap kuali/ dandang lebih dekat ( Jarak terdekat sesuai yang dirancang 5 cm ) sehingga panas yang cepat dan waktu mematangkan masakan lebih cepat. Perlu diwaspadai apabila merebus sayur-sayuran, kacang - kacangan, api brander harus di-kecilkan dan atau selalu mengaduk masakan agar masakan yang berada di dasar kuali tidak hangus, karena sayuran dan kacang-kacangan selalu mengendap di dasar kuali. Pada saat menggoreng (menggunakan minyak goreng) kedudukan tatakan kaki tungku distel berjarak 2 atau 3 cm dari kaki tungku dengan cara memutar tatakan kaki tungku seperti membuka baut, agar jarak api terhadap kuali atau wajan tidak terlalu dekat, sehingga panas yang diterima oleh minyak goreng tidak terlalu tinggi sehingga yang dimasak matang secara merata atau tidak terjadi gosong luar dan mentah di dalam.

Alat Dapur Lapangan
a) Ketel 100. Bahan terbuat dari alumunium dengan kapasitas memasak + 18 Kg/ beras untuk melayani 100 orang.
b) Ketel 50. Bahan terbuat dari alumunium untuk memasak sayur.
c) Ketel 40. Bahan terbuat dari alumunium untuk masak air atau untuk mengangkut hasil masakan.

Teknik dasar memasak
Memasak meliputi kegiatan penanganan dan pemasakan (handling and cooking). Memasak yang benar dan baik mempunyai pengaruh penting sekali dalam penyajian suatu menu. Oleh karena itu harus dikuasai teknik dasar memasak, sebagai berikut :
a) Sumber hidrat arang. Molekul-molekul hidrat arang dan molekul air bila dipanaskan akan saling mengikat dan mengkanji. Setelah masak dan dibiarkan dalam jangka waktu tertentu ada kecenderungan untuk memisah. Bila Proses pemisahan ini terjadi berarti telah mendekati tingkat basi. Oleh karena itu bila memasak nasi harus betul-betul diperhitungkan jumlahnya agar habis sekali makan.
b) Sumber Protein dapat kita golongkan dalam hewani dan nabati. Protein adalah zat makanan yang paling lekas busuk karena sangat diperlukan oleh bakteri – bakteri. Makanan yang mengandung protein tinggi sebaiknya segera dimakan setelah selesai dimasak. Khusus protein yang terdapat pada jaringan-jaringan otot memerlukan perlakuan khusus waktu memasak. Sedangkan telur merupakan sumber protein yang paling mudah dimasak.
c) Sumber lemak baik hewani maupun nabati akan menjadi tengik bila disimpan lama oleh sebab itu sumber lemak harus diperlakukan baik agar sumber kalori paling besar ini tidak mudah rusak. Pada umunya sumber lemak ini tidak kita makan langsung tetapi untuk memasak makanan lain baik berupa minyak maupun santan.
d) Sumber Vitamin dan mineral harus diperhatikan sejak mengerjakan mencuci, sampai memasak, sebab Vitamin banyak yang larut/rusak dalam air dan panas.

Tata Cara memasak.
Nasi.
(1) Beras dibersihkan dari kotoran dan barang-barang asing lainnya.
(2) Beras dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran.
(3) Mencuci beras tidak boleh direndam agar Vitamin B1 yang diperlukan tidak larut.
(4) Beras dimasukkan ke dalam ketel/ wajan yang telah disiapkan (air mendidih) atau diaron.
(5) Apabila mengaron menggunakan wajan, beras harus terendam dan air + 2-3 Cm di atas permukaan beras.
(6) Setelah setengah matang masukkan ke dalam dandang yang telah dipersiapkan kemudian aduk dan tunggu sampai matang.

Lauk.
Memasak Daging.
(a) Daging dicuci dahulu untuk membersihkan kotorannya.
(b) Buang serat-serat yang alotnya.
(c) Daging direbus sampai matang dengan temperatur rendah.
(d) Porsi miring memotong serat.
(e) Masak sesuai resep yang diinginkan.
Memasak ikan.
(a) Potong semua duri yang sekiranya akan mengganggu dalam proses pemasakan.
(b) Ikan yang bersisik supaya dibuang sisiknya.
(c) Buang insang dan isi perutnya kemudian dicuci.
(d) Bubuhkan cuka/ kunyit untuk menghilangkan bau amis/ anyir.
(e) Masak sesuai resep yang diinginkan.

Sayur.
(a) Semua bahan sayuran harus dibersihkan dari kotoran/ dicuci sebelum diporsi/ diracik.
(b) Sayuran yang telah diracik tidak boleh direndam dalam air kecuali jenis bahan sayuran yang tidak mengandung Vitamin B dan C.
(c) Masak sesuai resep yang diinginkan/ direncanakan.
(d) Masak lebih awal dari bahan-bahan sayuran yang memerlukan waktu pemotongan lebih lama.
(e) Untuk menghasilkan warna alami, cerah dan menarik selera bahan sayuran yang berwarna sebelum dimasak supaya direndam dahulu dalam air garam.

Tara Menyajikan
Cara Barat.
Menu ala Barat penyusunannya ada yang menurut menu klasik dan menu sederhana, namun secara umum urut-urutannya adalah sebagai berikut :
(1) Hidangan Pembuka. Hidangan pembuka ada 2 macam, yakni :
(a) Hidangan Pembuka panas.
(b) Hidangan Pembuka dingin.
Maksud dan tujuan dari hidangan pembuka adalah untuk merangsang selera makan. Hidangan pembuka dapat berupa sop kuah atau berupa makanan ringan.
(2) Hidangan Pokok. Hidangan pokok adalah hidangan yang me-nyenangkan terdiri dari hidangan ikan atau masakan daging/unggas beserta lauk-pauknya.
(3) Hidangan Selingan. Hidangan Selingan dapat berupa hidangan sayuran atau buah-buahan berupa selada dan dapat juga berupa hidangan manis seperti puding, agar-agar dan lain sebagainya.
(4) Hidangan Penutup. Yang termasuk kedalam hidangan penutup adalah hidangan manis (Nyamikan / Sweet Dessert ). Segala hidangan manis antara lain Es krim, dan hidangan buah - buahan serta sebagai penutup dihidangkan kopi.

Cara China.
(1) Menghidangkan. Urutan hidangan mulai dengan makanan pembuka, tetapi tidak diakhiri dengan dessert dan Sop tidak dihidangkan pada awal santapan. Santapan khas China dimulai dengan 4 (empat) macam makanan dingin sebagai pembuka, dilanjutkan dengan hidangan udang yang diasinkan atau ginjal yang diiris-iris. Kemudian disusul oleh delapan macam masakan sebagai hidangan pokok antara lain terdiri dari : Masakan daging kepiting, masakan daging itik, masakan ikan lengkap dan nasi putih. Sesudah hidangan pokok terakhir dihidangkan dua macam hidangan manis antara lain potongan apel bergula atau Pangsit/Bakso kuah yang lekat.
(2) Cara bersantap. Melihat kepada hidangan pokok dengan jumlah delapan macam, berarti cara menyantapnyapun dilakukan secara khusus yakni dengan mengambil porsi kecil-kecil dari tiap hidangan. Oleh karena itu yang terlihat di atas meja hidangan adalah sebuah piring kecil, sebuah sendok porselin, sebuah mangkok kecil, tempat kecap atau sambal dan sepasang sumpit.

Cara menghidangkan
Di Pangkalan/ di rumah/ di gedung. Cara menghidangkan makanannya adalah sebagai berikut :
(1) Sistem Prasmanan. Suatu cara penghidangan yang diatur pada beberapa meja baik alat makan, makanan maupun minuman. Urut-urutannya adalah piring dan sendok garpu, nasi, ikan dan lauk-pauk , sayur, sambal, lalapan, kerupuk, buah dan yang terakhir adalah minuman. Peserta makan mengambil sendiri secara berurutan sesuai kesenangan dan kebutuhan masing-masing, sedangkan petugas penyaji hanya mengawasi wadah yang kosong untuk diisi kembali dan membuat garnish/garnir pada penghidangan pertama.
(2) Sistem Kafetaria. Ialah suatu cara penghidangan yang diatur dalam satu garis. Urut-urutannya adalah : Piring dan sendok garpu, Nasi, Lauk-pauk, sayur, sambal, lalapan, kerupuk, dan yang terakhir adalah minuman. Peserta makan mengambil sendiri secara berurutan hanya makanan yang keritis diambilkan oleh petugas penyaji. Setelah selesai pengambilan peserta
makan membawa ke tempat makan yang telah disediakan. Dalam sistem ini peserta makan tidak dibenarkan tambah.
(3) Dihidangkan di meja. Dalam sistem ini peserta makan dibagi dalam kelompok-kelompok meja yang terdiri dari 6 orang, 8 orang, atau 10 orang sesuai kapasitas meja. Makanan dan alat makannya diatur di atas meja oleh petugas penyaji. Peserta makan tinggal duduk pada kursi yang telah ditentukan dan mengambil makanan yang telah siap di meja.

Di lapangan. Fasilitas dan alat peralatan khusus/khas lapangan, menggunakan alat makan dan minum menggunakan alat perorangan yang dibawa. Bila keadaan memungkinkan, dapat pula menggunakan alat makan lapangan ( Lunchtray ).
(1) Sistem Kafetaria, sama dengan uraian di atas, hanya alat untuk menghidangkan dan alat makan menggunakan peralatan lapangan.
(2) Sistem semi Kafetaria ialah suatu cara penghidangan Kafetaria, hanya seluruh perlengkapan menggunakan alat lapangan dan makanan dibagikan oleh petugas penyaji lapangan.

Desember 17, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


Penanggulangan Bencana

  1. Penanggulang bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk meliindungi segenap bangsa Indonesia dari seluruh tumpah darah Indonesia.
  2. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, didukung dan prakarsa masyarkat serta pemerintah daerah.
  3. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan untuk memperkecil, mengurangi dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
  4. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat secara lahir batin.

Jenis Bencana
  1. Bencana alam fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh keadaan geografis,biologis, seismis, hidrogis dan meteorologist atau disebabkan suatu proses dalam lingkungan alam yang mengancam kehidupan dan perekonomian masyarakat serta menimbulkan malapetaka.
    Contoh : Wabah penyakit, gempa bumi, letusan gunung berapi, gelombang laut pasang (Tsunami), banjir, kekeringan dan lain-lain.
  2. Bencana ulah manusia. Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi, integrasi manusia dengan lingkungannya atau interaksi manusia dengan manusia didalam masyarakat itu sendiri yang menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.
    Contoh : Pembuangan limbah pabrik dengan sembarangan, polusi pabrik dan kendaraan bermotor, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
Sifat Bencana
  1. Terbatas, apabila bencana yang terjadi hanya mengakibatkan rusak dan hilangnya sebagian harta benda atau timbulnya korban jiwa yang tidak banyak.
  2. Dahsyat (luar biasa). Apabila bersama yang terjadi sangat menakutkan dimana mengakibatkan timbulnya korban jiwa yang sangat besar. Hilangnya harta benda serta menyebabkan kerusakan sarana prasarana lingkungan yang menyangkut kepentingan Masyarakat.
Skala/Tingkat Bencana
  1. Setempat/ Lokal. Bila bencana yang terjadi disuatu Daerah Kabupaten/ Kota dan dampaknya terbatas pada Masyarakat daerah setempat.
  2. Propinsi. Bila bencana yang terjadi disatu/ beberapa daerah kabupaten/ kota dalam wilayah Propinsi dan dampaknya dirasakan di Wilayah Propinsi tersebut.
  3. Nasional. Bila bencana yang terjadi disatu/beberapa daerah/ Wilayah tertentu dan dampaknya dirasakan secara Nasional.
Korban bencana
  1. Manusia. Korban Manusia akibat suatu bencana baik yang mengalami luka ringan, luka berat dan meninggal dunia.
  2. Harta benda, Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya atau rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana umum lainnya.
  3. Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana lingkungan yang menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

Pentahapan Penanggulangan Bencana
Sebelum bencana terjadi. Kegiatan yang dilakukan meliputi tahap-tahap :
  1. Preventif (Pencegahan) Yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya penyebarluasan tentang berbagai peraturan, perundang-undangan yang berdampak untuk mengurangi resiko bencana ernasuk pembuatan peta rawan bencana.
  2. Mitigasi ( penjinakan ) yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya secara fisik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti pembuatan cek dam, rehabilitasi aliran sungai, pengawasan terhadap pelaksanaan RUTR, IMB, Pemindahan Penduduk kedaerah yang aman dari bencana, dan pemasangan tanda-tanda larangan di daerah yang rawan bencana.
  3. Kesiapsiagaan yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan latihan atau gladi Pramuka dan masyarakat yang tinggal di daera rawan bencana, serta pendidikan dan pelatihan bagi personil yang tergabung dalam organisasi satlak maupun satgas PBP serta aparat pemerintah dan ormas lainnya. Kegiatan pada tahap ini amat penting karena usaha untuk menghindari bencana akan lebih efektif dan efisien dari pada rehabilitasi dan kontruksi.
Saat bencana terjadi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi :
  1. Peringatan dini yaitu upaya dan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh dibaikan dimana untuk memberikan kesempatan kepada penduduk untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan terlanda bencana alam.
  2. Tanggap darurat, yaitu upaya dan kegiatan pengerahan unsur-unsur penanggulangan bencana guna mencari, menolong dan menyelamatkan korban bencana serta memberika bantuan kepada para pegungsi berupa makanan dan minuman, pakaian, obat,pembuatan barak-barak darurat sebagai tempat penampungan sementara.
Sesudah Bencana Terjadi. Kegiatan yang dilakukan setelah terjadi bencana meliputi:
  1. Rehabilitasi Yaitu upaya dan kegiatan untuk memfungsikan dan memberdayakan kembali berbagai sarana prasarana umum yang mengalami kerusakan akibat bencana, guna mengurangi penderitaan masyarakat yang tertimpa musibah.
  2. Rekonstruksi yaitu upaya dan kegiatan untuk membangun kembali berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh bencana secara lebih baik daripada keadaan sebelumnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana diwaktu yang akan datang. Kegiatan pada tahhap rekonstruksi harus direncanakan dengan teliti dan seksama, dengan mengikutsertakan berbagai pihak yang terkait sesuai dengan bidang masing-masing secara terintegrasi dan terpadu.

Desember 10, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


Pengertian perjalanan dan penanganan gawat darurat (PPGD).

Perjalanan dan penanganan gawat darurat (PPGD) adalah hal-hal yang mencakup keadaan kesehatan pada suatu perjalanan/ kegiatan meliputi kesiapan fisik, mental dan pengetahuan tentang kesehatan dan gizi.

Cara Melaksanakan perjalanan dan penanganan gawat darurat (PPGD)

Kesiapan fisik.

  1. Kesiapan fisik penolong harus dalam kondisi yang prima.
  2. Mengetahui tehnik Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
  3. Dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan kepada korban.
Kesiapan Mental
  1. Memiliki rasa percaya diri dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
  2. Memiliki kepekaan terhadap diri dan lingkungan.
  3. Selalu mengedepankan akal sehat dalam mengambil setiap tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
  4. Mampu mengendalikan diri terhadap segala situasi.
Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi
  1. Mengerti tentang tehnik Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
  2. Mengerti dan mengetahui tentang obat dan penggunaannya.
  3. Memahami tentang berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan.
  4. Mengetahui berbagai macam jenis makanan yang layak dikonsumsi.
  5. Mengerti perimbangan nutrisi dan gizi dalam melaksanakan kegiatan dan perjalanan.
  6. Mampu melaksanakan tehnik evakuasi korban.
Desember 02, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,

Kegunaan Radio Komunikasi



Radio Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk mengirim dan menerima berita dari pihak lain / lawan bicara. 

Bagian-bagian besar Radio Komunikasi

Keterangan gambar :
1. Saklar Daya
2. Saklar Fungsi
3. Saklar kanal/ Chanel
4. Saklar pengatur frekuensi dalam MHz
5. Saklar pengatur frekuensi dalam KHz
6. Tombol pengatur kanal/Chanel
7. Penampil frekuensi
8. Pengatur volume
9. Konektor audio
10. Dudukan antena / penghubung antena batang
11. Konektor antena 50 Ohm
12. Konektor daya


Mengoperasikan Radio Komunikasi
  1. Menghidupkan Radio. Putar saklar daya ke kanan hingga muncul frekuensi di layar/penampil frekuensi.
  2. Memilih frekuensi. Putar saklar pengatur frekuensi ke atas ( up ) untuk menaikkan frekuensi atau ke bawah ( down ) untuk menurunkan frekuensi sampai dengan frekuensi yang dikehendaki.
  3. Mengirim berita. Tekan saklar PTT pada handset untuk ber-bicara, lepas saklar PTT tersebut apabila kita akan menerima berita / mendengarkan lawan bicara.
  4. Mematikan Radio. Putar saklar daya ke kiri hingga frekuensi di layar hilang.
Prosedur Kirim Terima Berita 
Yaitu tata cara yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap operator / pelayan radio dalam melaksanakan kirim terima berita.

Dalam prosedur komunikasi harus memperhatikan IKIT.
  1. Irama : Bagilah kalimat agar mudah diterima, untuk menghindari kesalahan.
  2. Kecepatan : Bicaralah pada kecepatan yang memadai, sehingga jelas didengar dan cukup waktu untuk mencatat.
  3. Isi suara : Lebih kuat sedikit dari percakapan biasa, tetapi jangan berteriak.
  4. Tinggi nada : Nada yang tinggi lebih jelas didengar.

Abjad Fonetik




November 11, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in ,


Pokok Bahasan.    Jembatan dengan konstruksi sangat sederhana mudah dikerjakan dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lapangan.

Jembatan Tepi Sederhana

Pekerjaan awal.

  1. Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
  2. Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, penentuan sumbu as jembatan dan kedalaman sungai serta memeriksa kondisi tanah.
  3. Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.

Pekerjaan pangkal jembatan.

  1. Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
  2. Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
  3. Apabila kondisi tanah pada tebing pangkal jembatan mudah longsor, diperkuat dengan turapan.
  4. Pasang balok penyangga melintang tegak lurus sumbu jembatan.
  5. Disamping kanan dan kiri balok penyangga dipasang patok agar tidak goyah.

Pemasangan gelagar.

  1. Pasang gelagar di atas balok penyangga sejajar arah sumbu jembatan (panjang gelagar maksimal 6 M) apabila dari bambu atau batang kayu bulat minimal 10 Cm.
  2. Gelagar yang bertumpu di atas balok penyangga diratakan dan dipaku/diikat dengan kawat.
  3. Gelagar dipasang rapat apabila di atasnya ditimbun tanah.
  4. Untuk jembatan yang dilalui kendaraan jumlah gelagar dibuat minimal 8 batang pohon kelapa/pohon yang berdiameter 25 - 30 Cm di- susun berjajar rapat dengan pucuk dan pangkal batang satu dengan batang yang lain berlawanan.
  5. Pada ujung-ujung gelagar dipasang balok penahan kemudian dipasang piket (patok) di sisi luar dan ujung-ujung balok penahan.

Pembuatan lantai.

  1. Lantai dibuat dari papan kayu bulat yang utuh atau dibelah.
  2. Dipasang melintang di atas gelagar memanjang diikat dengan kawat atau dipaku.
  3. Untuk memperkuat kedudukan lantai dipasang balok penutup atau penjepit lantai.

Pembuatan sandaran.

  1. Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat atau bambu.
  2. Tiang sandaran dipasang pada bagian ujung-ujung pangkal jembatan ditanam di tanah.
  3. Kayu/bambu sandaran dihubungkan dengan tiang sandaran diikat kawat atau dipaku.




Jembatan kuda-kuda

Pekerjaan awal.

  1. Pembersihan tempat/ lokasi yang akan dibangun jembatan.
  2. Merambu yang meliputi pengukuran lebar jembatan, kedalaman sungai serta kondisi tanah.
  3. Menentukan tempat kerja di daerah tepi dekat dan tepi jauh.
Pekerjaan pangkal jembatan.
  1. Menyiapkan tempat pangkal jembatan.
  2. Gali tanah secukupnya untuk kedudukan balok penyangga.
  3. Apabila keadaan tanah tebing pada pangkal jembatan mudah longsor diperkuat dengan turapan.
  4. Pasang balok penyangga melintang atau tegak lurus sumbu jembatan.
  5. Disamping kiri dan kanan balok penyangga dipasang patok agar kedudukan balok tidak goyah.
Pembuatan kuda-kuda.
Kuda-kuda kaki sejajar.
  1. Membuat mal kuda-kuda dari tali di atas tanah sesuai dengan lebar jembatan yang akan dibuat.
  2. Buat kuda-kuda dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm sesuai dengan mal yang sudah dibuat.
  3. Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda bagian bawah sebagai balok Lumpur.
  4. Pasang penopang dari batang kayu/ bambu bersilangan di atas kedua kaki kuda-kuda dan semua sambungan diikat dengan belit silang.
Kuda-kuda kaki silang.
  1. Dua buah batang kayu bulat/ bambu minimal diameter 10 Cm diikat dengan ikatan belit silang pada bagian persilangan bagian bawah sebagai kaki kuda-kuda.
  2. Pasang batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm pada kaki kuda-kuda pada bagian bawah sebagai balok Lumpur.
Pembuatan gelagar.
  1. Pasang gelagar dari batang kayu bulat/bambu diameter 10 Cm minimal 3 batang di atas kuda-kuda dan balok penyangga dengan diikat memakai ikat belit silang.
  2. Pasang balok penahan pada ujung-ujung balok gelagar yang bertumpu pada balok penyangga.
Pembuatan lantai jembatan.
  1. Potong kayu bulat yang telah dibelah atau papan, sesuai dengan lebar jembatan yang telah direncanakan.
  2. Pasang potongan papan, kayu bulat tersebut melintang di atas gelagar diikat dengan ikat silang atau dipaku,
  3. Bila menggunakan bambu maka harus dianyam atau dibuat sasak.
Pembuatan sandaran.
  1. Sandaran dibuat dari kayu persegi, kayu bulat/bambu.
  2. Tanam bambu/kayu bulat pada ujung jembatan setinggi 90-100 Cm sebagai tiang sandaran.
  3. Pasang bambu/kayu bulat pada tiang sandaran tersebut sebagai titihan, untuk bagian tengah titihan diikatkan pada kaki kuda-kuda sebagai tiang sandaran.


Jembatan Bambu Satu.
Kebutuhan Bambu :
  1. Bambu besar : - 4 potong (ukuran 3 M) - 1 potong (ukuran 250 Cm)
  2. Bambu sedang 2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M)
Kebutuhan Tali :
  1. 16 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 2 Gulung (ukuran, panjang 4 M)

Jembatan Tarik.
Kebutuhan Bambu.
  1. Bambu besar : - 2 potong (ukuran 250 Cm) - 2 potong (ukuran 160 Cm)
  2. Bambu sedang : - 4 potong (ukuran 3 M) - 5 potong (ukuran 1 M) - 2 potong (ukuran 2 M) - 1 potong (ukuran 160 Cm) - 20 potong (ukuran 120 Cm)
  3. Bambu kecil 14 potong (ukuran 50 Cm)
Kebutuhan Tali :
  1. 21 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 1 Gulung (ukuran panjang 7 M)
  3. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)

Jembatan Kaki Delapan Bersudut Dua.
Kebutuhan Bambu :
  1. Bambu besar 4 potong (ukuran 5 M) 4 potong (ukuran 4 M)
  2. Bambu sedang : - 2 potong (ukuran 3 M) - 6 potong (ukuran 2 M) - 7 potong (ukuran 150 Cm) - 60 buah (ukuran 150 Cm)
Kebutuhan Tali :
  1. 26 Gulung (ukuran panjang 6 M)
  2. 6 Gulung (ukuran panjang 15 M)

Jembatan Topang. Jembatan Topang hanya dapat digunakan untuk jembatan kelas 5 Ton dan biasanya hanya digunakan jika tidak terdapat bahan-bahan lain seperti tali-tali pengikat dan kayu bulat yang dapat ditebang di tempat itu. Jika di tepi-tepi terdapat peletak-peletak yang dapat digunakan, lebih baik digunakan jembatan topang lain.
  1. Jembatan Topang Tunggal. Terdiri dari dua kuda-kuda yang diikat, yang duduk pada tebing-tebing rintangan dan ujung lainnya saling bertemu. Pada titik pertemuan ini kuda-kuda menyangga pemikul lintang, yang diatasnya terletak bangunan atas jembatan. Kuda-kuda harus dibuat sedemikian rupa, supaya satu dengan yang lainnya dapat tepat. Kemiringan kuda-kuda tidak boleh kurang dari 1:2 dan lantai jembatan harus dengan kemiringan 1:60. \Tempat-tempat peletak dari kuda-kuda harus dapat tepat berhadap-hadapan dan pada ketinggian yang sama, dan harus diusahakan supaya kaki jembatan macam ini dapat dikerjakan pada bentangan 10 M oleh 30 orang, dalam waktu kurang lebih 2 jam, jika bahan – bahan sudah ada di tempat itu.

  2. Jembatan Topang Berganda. Dapat dibuat sampai bentangan 12 M. Kedua kuda-kuda tidak saling bertemu, tetapi dihubungkan dengan balok mendatar, dan oleh karenanya terdapat dua titik tumpu.



November 09, 2021 No comments » by Syahrial
Posted in ,

PENGERTIAN 
Dewan Satuan Karya yang kemudian disebut Dewan Saka adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka, beranggotakan Pramuka Penegak dan/atau Pandega yang bertugas merencanakan dan memimpin pelaksanaan kegiatan Saka sehari - hari di satuannya.

KEWAJIBAN 
1. Melaksanakan latihan Saka Wira Kartika sesuai dengan rencana.
2. Melaksanakan pertemuan Dewan Saka/ Dewan Kerja Saka sesuai dengan kepentingannya.
3. Melaksanakan kebijaksanaan Kwartir Ranting/Cabang dalam bidang Saka.
4. Selalu berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Pamong, Instruktur, dan anggota Saka Wira Kartika.
5. Melaksanakan administrasi keanggotaan dan kegiatan Saka Wira Kartika.

ORGANISASI 
Dewan Saka terdiri dari:
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Provost
6. Bidang-bidang
7. Beberapa anggota merangkap Pimpinan Krida dan Wakil Pimpinan Krida 

TANDA JABATAN 

Bentuk: 
1. Berbentuk roda gigi dengan 10 buah roda gigi 
2. Warna dasar biru dan dikelilingi warna kuning emas
3. Di tengahnya terdapat lambang Kartika Eka Paksi di dalam lingkaran awal berwarna kuning kecoklatan.

PEMAKAIAN
1. Tanda jabatan dipakai tepat di tengah saku kanan baju Seragam Pramuka Putra, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju Seragam Pramuka Putri.
2. Tanda Jabatan dipakai selama yang bersangkutan melakukan tugas sesuai dengan tanda jabatan tersebut.
3. Bila yang bersangkutan berhenti dari jabatan yang diberikankepadanya, maka tanda jabatan tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi, dan tidak dibenarkan dipakai pada Pakaian Seragam Pramuka.

PEMILIHAN
1. Dewan Saka dipilih melalui seleksi/pemilihan dewan saka yang diikuti oleh anggota saka.
2. Pemilihan dilakukan oleh Pamong Saka, Instruktur dan/atau Dewan Saka.
3. Pemilihan Calon Dewan Saka disahkan melalui Musyawarah Saka.

MASA BAKTI
1. Masa Bakti Dewan Saka adalah 2 tahun.
2. Masa Bakti diawali setelah Pelantikan Dewan Saka sampai dengan Musyawarah Saka.

PELANTIKAN
Pelantikan Dewan Saka dilakukan oleh Pimpinan Satuan Karya dalam sebuah upacara Pelantikan Dewan Saka.
November 05, 2021 No comments » by Harif Wijayanto
Posted in

 Pengertian dan Kegunaan

 GPS adalah alat untuk menentukan posisi suatu tempat secara teliti dengan bantuan Satelit yang ada dan dapat digunakan untuk melaksanakan navigasi, GPS terdisi dari 24 satelit yang mengorbit di sekitar Bumi dan menerima sinyal dari satelit untuk menentukan posisi pengguna yang dilengkapi dengan alat penerima GPS. Sistem ini dapat digunakan di berbagai aplikasi seperti navigasi di darat, laut, udara, maupun luar angkasa, erta juga digunakan dalam kegiatan militer, pemetaan, dan survei.

Bagian-bagian Alat Global Position System (GPS)



Pengoperasian Alat GPS 

Cara menghidupkan yatu dengan menekan tombol merah ( Bergambar lampu ) sehingga akan muncul layar seperti gambar


Jika alat belum dapat menjejak sinyal Satelit, maka akan keluar layar konfigurasi angka-angka berupa gambar dua lingkaran dan beberapa tanda nomor Satelit.



Tunggu sampai alat akan memunculkan layar inisial (CHOOSE INIT) 


Pilih country, tekan Enter daftar negara akan muncul, lalu dengan tombol besar, panah ke atas dan ke bawah, pilih Indonesia tekan enter kemudian tunggu.

Layar status Satelit akan muncul dan alat sedang mencari sinyal Satelit yang nomornya tergambar di layar.

Tunggu sampai sinyal – sinyal dapat terjejak dengan tanda diagram batang di atas nomor – nomor yang ada. Sinyal Satelit yang terjejak ditandai dengan diagram batang, makin kuat sinyal makin tinggi batang tergambar


Keterangan. :



 


Oktober 28, 2021 No comments » by Syahrial
Posted in ,



Pengertian

Resection (mengikat ke depan) adalah cara untuk menentukan tempat/kedudukan sendiri di medan ke titik di peta dengan menggunakan dua titik pertolongan yang terdapat di peta dan di medan sebenarnya. 

Cara Melaksanakan Resection (mengikat ke depan):

(1) Pilih dua titik tanda yang sudah dikenali di lapangan dan juga di peta.
Contoh : Titik 1 Menara (Arah kompas 146o ).
(2) Dari arah kompas 146o ditarik garis Back Azimuth (bidikan arah balik/ke belakang) sebesar 326o.
Contoh : Titik 2 Pura (Arah kompas 248o ).
(3) Dari arah kompas 248o ditarik garis Back Azimuth (arah balik) sebesar 68o.
(4) Dari hasil perpotongan kedua garis tersebut merupakan kedudukan kita sendiri. Contoh gambar :



 

Intersection (mengikat ke belakang) adalah cara untuk menentukan tempat/kedudukan pihak lain di medan ke titik yang ada di peta dengan menggunakan titik pertolongan yang terdapat di peta dan di medan.

Cara Melaksanakan Intersection (mengikat ke belakang):


Intersection (mengikat ke belakang) dengan kompas.
(1) Pilih dua titik tanda yang sudah dikenali di medan dan di peta.
Contoh : - Titik 1 Menara (Arah kompas 146o).
- Titik 2 Pura (Arah kompas 248o ).
(2) Dari titik 1 (satu) kita melaksanakan pergerakan ke arah
titik 2 (dua) minimal sejauh 50 meter s.d 100 m. Dari titik 2 (dua)
melaksanakan kompas ke sasaran (mercu suar). Dari hasil
perpotongan kedua garis tersebut merupakan kedudukan pihak
lain. Contoh gambar :


Oktober 24, 2021 No comments » by Wijaya
Posted in ,

Kompas

Kompas adalah alat yang umum digunakan untuk menentukan arah dan sudut di lapangan. Bagian-bagian kompas adalah sebagai berikut :

 

Orientasi Peta dengan Kompas

Sebelum peta digunakan terlebih dahulu peta harus diorientasi sehingga peta tersebut terletak horisontal dalam kedudukan utara/selatan peta sesuai dengan utara selatan medan. Cara mengorientasi peta dengan kompas :

a) Buka peta dan letakkan di atas bidang datar.
b) Buka kompas dan letakkan di atas peta.
c) Himpitkan garis rambut dan tanda baca yang bercahaya pada kompas sejajar dengan garis grid utara selatan pada peta.
d) Putar peta dan kompas sehingga jarum kompas searah dengan garis utara magnit.
e) Dengan demikian peta telah terorientasi ke arah utara.

Kompas Siang

Kompas siang adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan arah/menuju sasaran yang telah ditentukan pada siang hari. Langkah-langkah penggunaan Kompas Siang adalah :

(1) Buka tutup kompas hingga berdiri tegak
(2) Letakkan/angkat prisma ke atas kaca kompas.
(3) Masukkan ibu jari ke dalam cincin kompas, dan luruskan telunjuk ke depan sehingga rapat pada bagian tutup kompas dengan maksud agar pada waktu kompas dibidikkan tidak bergerak.
(4) Dari tiang bidikan, kedua kaki rapat/sikap sempurna dan menghadap penuh ke sasaran.
(5) Bawa kompas ke depan mata dan langsung membidik, mata yang tidak membidik dipejamkan.
(6) Lihat standar melalui prisma.
(7) Luruskan garis rambut pada tutup kompas dengan sasaran.
(8) Baca garis-garis/angka derajat dalam kompas melalui prisma yang sejajar dengan garis rambut pada kaca kompas dan sasaran.
(9) Itulah sudut yang dimaksud.
(10) Melaksanakan Back Azimuth (Bidikan ke belakang) sebagai koreksi sudut jurusan.

Kompas Malam

Kompas malam adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan arah/menuju sasaran yang telah ditentukan yang dilaksanakan pada malam hari. Langkah-langkah penggunaan Kompas pada malam hari adalah :

(1) Buka tutup kompas hingga rata.
(2) Kendorkan sekrup pengapit.
(3) Putar kaca kompas sesuai sudut yang dikehendaki.
(4) Kencangkan sekrup pengapit.
(5) Kompas dibawa ke depan dada.
(6) Putar badan dan kompas sehingga jarum kompas yang bercahaya berhimpit dengan tanda baca yang bercahaya.
(7) Garis rambut dan tanda baca yang bercahaya menunjukkan arah kompas.

Arah Mata Angin

16 Arah Mata Angin (https://brainly.co.id/tugas/37381735) 

Azimuth & Back Azimuth

Azimuth adalah sudut putar yang diperoleh antara arah utara (0/360) dengan hasil bidikan yang berputar searah jarum jam.

Back Azimuth adalah arah kebalikan dari azimuth (+/- 180).


Oktober 19, 2021 No comments » by Wijaya
Posted in ,